

KEBA TRADISI YANG TELAH TURUN TEMURUN
Tradisi mitoni atau acara 7 bulanan merupakan upacara adat Jawa yang dilakukan saat seorang ibu hamil memasuki bulan ketujuh. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang tradisi ini:
Makna dan Tujuan
Mitoni berasal dari kata "pitu" yang berarti tujuh, dan merupakan upacara siklus hidup yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan kelancaran bagi ibu hamil dan bayi yang dikandung. Tradisi ini juga sebagai ungkapan syukur dan doa agar janin sehat dan terlahir sebagai anak yang berbakti.
Rangkaian Acara
Beberapa rangkaian acara dalam tradisi mitoni diberbagai wilayah berbeda-beda, antara lain:
-Sungkeman: Ibu hamil melakukan sungkeman kepada calon ayah dan orang tua untuk meminta doa restu dan ungkapan terima kasih.
-Siraman: Ibu hamil dimandikan dengan air kembang setaman sebagai simbol pembersihan diri secara fisik dan hati.
-Pecah Telur: Telur ayam kampung dipecahkan sebagai simbol kelancaran proses persalinan.
-Memutus Janur: Janur diikatkan ke perut ibu hamil dan diputus oleh calon ayah sebagai simbol kelancaran persalinan.
-Brojolan dan Pecah Kelapa: Kelapa gading diukir dengan gambar Kamajaya dan Kamaratih, kemudian dipecahkan untuk memprediksi jenis kelamin bayi.
-Ganti Busana: Ibu hamil mengenakan tujuh kain dengan motif yang berbeda-beda sebagai simbol kebahagiaan, kemuliaan, dan kesederhanaan.
-Jual Cendol atau Dawet dan Rujak: Calon ayah dan ibu hamil berjualan cendol atau dawet dan rujak sebagai simbol semangat mencari rezeki untuk anak.
-Potong Tumpeng dan Doa Bersama: Acara diakhiri dengan potong tumpeng dan doa bersama sebagai ungkapan syukur dan doa terbaik untuk bayi.
Pandangan Agama Islam
Tradisi mitoni tidak bertentangan dengan agama Islam, asalkan tidak mengandung unsur-unsur yang menyalahi syariat Islam. Dalam Islam, acara syukuran atau peringatan bukanlah hal yang wajib, namun membagi-bagikan makanan kepada tamu undangan dapat dianggap sebagai sedekah dan sarana untuk mempererat tali silaturahmi.